Seedbacklink
BloggerHub

Ziarah ke Makam Syekh Abdul Jalil, Salah Satu Tempat Ziarah di Cianjur

Tempat Ziarah di CianjurSebelum Ramadan tiba, biasanya sebagian umat Islam mempunyai kebiasaan untuk ziarah kubur keluarga atau kerabat terdekat. Keluarga kami pun demikian, kami mengunjungi makam kakek buyut dari keluarga istri di Cianjur, yaitu makam Syekh Abdul Jalil yang merupakan salah satu tempat ziarah di Cianjur yang juga banyak dikunjungi oleh masyarakat.

Mengenal Sosok Syekh Abdul Jalil 

Syekh Abdul Jalil merupakan ulama tasawuf yang mengembangkan tarekat qodiriyah wanaqsabandiyah. Tarekat sendiri adalah istilah dalam ilmu tasawuf tentang cara atau jalan dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Untuk mengembangkan tasawuf melalui tarekatnya, Syekh Abdul Jalil mendirikan pesantren di Cibaregbeg, Cianjur yang sampai sekarang masih terjaga di dilanjutkan oleh para penerus atau keturunan beliau. Beberapa teman sewaktu dulu mondok di pesantren di Sukabumi beberapa di antaranya ada yang melanjutkan ke pesantren Riva'iyyah Syekh Abdul Jalil di Cibaregbeg Cianjur ini.

Sampai saat ini makam Syek Abdul Jalil masih banyak dan sering dikunjungi oleh keluarga, santri, dan juga masyarakat pada umumnya. Mereka mendoakan almarhum agar senantiasa ditempatkan di tempat yang paling layak di sisi Allah dan memintakan Ridho Allah atas semua jasa-jasanya dalam mengembangkan Islam di Cianjur.

Perjalanan ke Makam Syekh Abdul Jalil

Pagi sekali keluarga besar kami bersiap-siap untuk melakukan perjalanan religi ke makam-makam kakek buyut. Tujuan akhir kita adalah ke tempat ziarah di Cianjur, makam Syekh Abdul Jalil di Cibaregbeg. Sebelumnya kita juga mengunjungi makam salah satu kakek buyut Syekh Abdul Jalil yang berada di Sukabumi, yaitu makam Syekh Tubagus Nur Husein di Cimuncang.

Pada tulisan kita kali ini akan berfokus terlebih dahulu pada perjalanan religi ke makam Syekh Abdul Jalil di Cianjur. InsyaAllah perjalanan ke makam Syekh Tubagus Nur Husein akan kita bahas di artikel selanjutnya.

Ini pertama kalinya ikut perjalanan religi bersama keluarga besar istri dan mengenal lebih dekat silsilah kakek buyut keluarganya. Banyak hikmah yang bisa dipetik, terutama tentang sosok para almarhum kakek buyut ini dalam hal kiprah nya mendakwahkan Islam pada masanya.

Keluarga kami sampai di Cibaregbeg, Cibeber Cianjur pada waktu dzuhur. Kita bersilaturahmi terlebih dahulu dengan keluarga persepupuan dari keturunan Syekh Abdul Jalil yang masih berdomisili di sana dan tidak jauh dari komplek makam keluarga Syekh Abdul Jalil.

Di depan rumah kerabat di Cibaregbeg ini ada pohon rambutan yang sedang berbuah lebat dan matang. Kita yang sedang mengagumi ranum buah-buahnya dipersilakan untuk memanjat dan memetiknya. Wah senangnya bukan kepalang. 

Asyiknya lagi buah rambutan yang kita petik ternyata rasanya sangat manis dan mudah dikelupas. Biasanya kita mengonsumsi rambutan Aceh atau Subang kalau beli, dan ini pertama kalinya makan rambutan Cianjur langsung hasil dari petikan di pohonnya, rasanya tak kalah bahkan.

Selanjutnya kita melaksanakan salat dzuhur berjamaah di masjid dan juga makan siang bersama sebelum berziarah ke komplek makam keluarga Syekh Abdul Jalil. Makan siang yang kita santap bersama sekeluarga adalah makanan berat yang kita sengaja siapkan dari rumah untuk perjalanan religi ini agar tidak terlalu merepotkan keluarga kita di Cianjur.

Setelah selesai makan siang dan beristirahat sejenak, kami melanjutkan dengan agenda utama ke komplek makam keluarga Syekh Abdul Jalil. Kami memunajatkan dan merapalkan doa-doa untuk para arwah keluarga leluhur yang di makamkan di komplek keluarga di sana. Sisi lainnya dari perjalanan ini juga sebagai edukasi mengenalkan leluhur kepada anak-anak agar mereka tahu dan belajar tentang silsilah di keluarga besarnya.

Menuju Makam Syekh Abdul Jalil kita harus menaiki beberapa tangga, tapi alhamdulillah tidak terlalu banyak. Cuma memang harus hati-hati saja pas naik dan turunnya karena kondisi saat itu sedang hujan gerimis sehingga jalan agak licin.

Kami pulang setelah salat ashar berjamaah dan alhamdulillah kembali dengan selamat ke rumah pas di waktu magrib atau sekitar jam 6 sore. Alhamdulillah semua perjalanan berjalan lancar, kecuali si sulung yang langsung merasa sakit, sepertinya ia masuk angin efek dari perjalanan ini.

Alternatif Lain Tempat Ziarah di Cianjur

Cianjur dikenal salah satunya sebagai kota santri dan juga kota ulama. Di Kota Tauco ini banyak lahir ulama-ulama karismatik yang menyebarkan Islam pada masanya dan menjadi sosok yang tetap dihormati setelah ketiadaannya.

Banyak makam-makam ulama terdahulu di Cianjur yang dijadikan destinasi wisata religi. Peziarahnya tidak hanya datang dari wilayah sekitar Cianjur, tetapi juga banyak datang dari daerah-daerah lain di Jawa Barat.

Beberapa makam ulama selain makam Syekh Abdul Jalil di Cibaregbeg yang banyak dijadikan tempat ziarah di Cianjur antara lain: 

  1. Makam Pengeran Jayalalana atau Mbah Dalem Cikundul di daerah Cikundul
  2. Makam Raden Nata yang dipercaya merupakan keturunan dari Pangeran Jayalalana. Makamnya terletak di daerah Rahong, Cilaku. Makam ini juga dikenal dengan nama makam Gunung Jati Jebrod
  3. Makam Ulama Ahmad Satibi Al-Jawi Asy-Syafi'i atau dikenal dengan nama Mama Gentur di Warung Kondang
  4. Makam Kyai Ahmad Basyari yang juga dikenal dengan julukan Syekh Musa di Sukanegara, Cianjur Selatan
  5. Makam Eyang Hakekat Nur Islam di daerah Baduga, Mande

Hikmah Berziarah ke Makam Para Ulama

Berziarah ke makam para ulama mempunyai beberapa hikmah yang bisa kita petik. Di antaranya seperti mengingatkan kita akan kematian dan alam akhirat yang akan datang kepada semuanya tanpa terkecuali, termasuk kita yang sedang menunggu antrian. Tentang hal ini sudah Nabi tegaskan dalam salah satu hadist dalam Sunan Turmudzi nomor 973

Hadits dari Buraidah, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda; Saya pernah melarang berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang berziarahlah..! karena hal itu dapat mengingatkan kamu kepada akhirat.

Learn lesson lainnya adalah untuk mengingat perjuangan para ulama dalam mendakwahkan ajaran agama kepada umat pada masanya. Ini bisa kita jadikan motivasi untuk melanjutkan estafet perjalanan dakwahnya kepada kita sebagai generasi penerus.

Hal yang tak kalah penting dalam melakukan perjalanan religi dengan mengunjungi makam para ulama leluhur kita adalah jangan salah dalam niat. Luruskan tujuan untuk memunajatkan doa kepada Allah untuk arwah almarhum para ulama. 

Jangan sekali-kali mempunyai niat lain di luar itu yang melanggar syari'at agama, seperti meminta sesuatu ke makam atau meminta keberkahan ke makam ulama tersebut. Sungguh itu mencederai dari hakikat berziarah ke kubur. Hal ini juga sudah Nabi peringatkan dalam satu hadits yang diriwayatkan Imam Muslim

Barangsiapa yang ingin berziarah, maka lakukanlah dan jangan kalian mengatakan 'hujran' (ucapan-ucapan batil).

Demikian cerita pengalaman pertama ikut berziarah ke makam keluarga kakek buyut keluarga istri, tepatnya ke makam Syekh Abdul Jalil yang merupakan salah satu tempat ziarah di Cianjur dan juga beberapa rekomendasi untuk teman-teman tentang tempat ziarah makam ulama lainnya di tersebar di wilayah Cianjur. Semoga bermanfaat, ya.

15 komentar

  1. kalau kata temenku yang sering ziarah, biar dapat berkahnya gitu. Doa ini itu bisa langsung disampaikan oleh almarhum. Benar begitukah ? Apalagi ini syeikh. Itu artinya pak yo juga keturunan syekh abdul jalil ya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini makam keluarga kakek buyut dari istri, Mbak. Jadi bukan saya yang keturunan secara nasab dari Syekh Abdul Jalil nya

      Hapus
  2. Lama di Cianjur tapi belum pernah ziarah religi seperti ini. Kalau tidak salah ada satu di daerah Cibalagung ya?

    BalasHapus
  3. Kalau keluarga suami biasanya ziarah justru setelah lebaran biasanya ke Banten karena ada keturunannya di sana. Belum pernah kalau ke Cianjur.

    Nah ini yang sering disalah artikan ya, ziarah kebanyakan karena ingin meminta sesuatu. Padahal esensinya tidak begitu, kita yang mendoakan.

    BalasHapus
  4. Semoga dengan berziarah makin mengingatkan kita akan kematian dan mempersiapkan dengan baik

    BalasHapus
  5. Berziarah kubur mengingatkan kita bahwa suatu saat nanti kita juga akan dipanggil, selaun itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur yg telah mendahului kita.

    BalasHapus
  6. Masya Allah, perjalanan penuh berkah ya, Pak. Bisa silaturahmi dengan kerabat jauh, menapak tilas perjuangan syekh dalam menyebarkan agama, dan mengambil hikmah dari kematian. Barakallahu fiik

    BalasHapus
  7. Kematian sebagai pengingat ya Pak, bahwa hidup dunia hanya sejenak. Saya baru tahu kalau di Cianjur juga ada wisata religi
    Btw mau juga lo rambutannya hehehe

    BalasHapus
  8. Hal yang menyentuh hati saya di sini adalah betapa kebaikan itu akan selalu mengalir walaupun kita telah tidak ada di dunia. Doa-doa tidak putus dipanjatkan, terlebih pesantren yang dulu beliau asuh masih beroperasi hingga kini. Yang artinya kebermanfaatannya masih terus berlanjut.

    BalasHapus
  9. Ziarah ke makam seperti ini bisa sebagai reminder bagi kita akan mempersiapkan kematian dengan amalan sholeh

    BalasHapus
  10. Saya belum pernah ngelakuin wisata religi seperti ini. Apalagi ke cianjur nya belum pernah, ternyata ada kebaikan di dalamnya. Terutama mengingat kalau kita hidup di dunia, sedang menunggu antrian dalam kematian

    BalasHapus
  11. d tempat saya di riau, pergi ziarah hanya ke makam kakek nenek uyut atau orang tua. tidak ada makam alim ulama yang biasa dan bisa diziarahi disini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini juga kami ziarah ke makam Kakek buyut, kebetulan saja beliau seorang ulama pada masanya

      Hapus
  12. Sering bertanya-tanya apa tujuan dan manfaat ziarah dan di sini terjawab sudah. Terima kasih kam

    BalasHapus
  13. Masya Allah, bisa silaturahim sekaligus wisata religi ya, Coach. Ada kesan tersendiri memang jika berziarah ke makam para syekh atau ulama. Mengenang perjuangan beliau-beliau dahulu dalam berdakwah, membuat kita bersyukur bisa berislam seperti saat ini.

    BalasHapus